Sabtu, 12 Juli 2014

PENINGGALAN SEJARAH KEBUDAYAAN KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

Bab I
PENDAHULUAN

Selama berkembangnya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha telah terjadi akulturasi kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia. Perpaduan kedua unsur budaya tersebut tidak menghilangkan unsur-unsur asli kebudayaan India dan Indonesia. Pengaruh kebudayaan India sangat menentukan perkembangan corak kebudayaan Indonesia zaman kuno.Pengaruh kebudayaan India berlangsung selama 15 abad hingga runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-16.

Pada masa kerajaan Hindu-Budha di Nusantara, banyak meninggalkan sumber sejarah, baik berupa bangunan kuno (seni bangun), prasasti, hasil kesusastraan. Benda-benda peninggalan bersejarah tersebut sebagai bukti bagi kita bahwa nenek moyang telah menguasai teknologi yang tinggi. Pembahasan mengenai benda-benda peninggalan bersejarah kerajaan Hindu-Budha akan dibahas di bab selanjutnya.













Bab II
                   ISI

Pada masa kerajaan Hindu-Budha di Nusantara, banyak meninggalkan sumber sejarah, baik berupa bangunan kuno (seni bangun), prasasti, hasil kesusastraan. Berikut beberapa peninggalan sejarah yang bercorak Hindu- Budha.

a. Seni bangunan
Peninggalan-peninggalan sejarah ada beberapa jenisnya, seperti komplek percandian, pemandian, keraton, makam. Candi adalah peninggalan berupa komplek bangunan yang bersifat Hindu, sedangkan yang bersifat Budhis disebut Stupa, Stupika. Candi Prambanan merupakan peninggalan yang bersifat Hindu sedangkan Stupa Borobudur bersifat Budha. Kedua monumen tersebut terletak di Jawa Tengah.

Fungsi bangunan candi bagi umat Hindu adalah untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka. Bagi umat Hindu di Indonesia, fungsi candi adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Candi yang bercorak Buddha fungsinya untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa.

Disamping candi Hindu, juga terdapat banyak peninggalan yang bersifat Budhis. Pada masa kerajaan Sriwijaya ditemukan candi Muara takus di daerah Jambi. Di Jawa Tengah ada Stupa Borobudur, candi Mendut dan candi Pawon. Bangunanbangunan ini berfungsi sebagai tempat ibadah. Sampai sekarang peninggalan-peninggalan tersebut masih dipergunakan oleh umat Budha untuk pelaksanaan upacara memperingati hari Waisak.Peninggalan-peninggalan sejarah ada beberapa jenisnya, seperti komplek percandian, pemandian, keraton, makam.

1. Candi-candi di Jawa Tengah 
·         Candi Borobudur, Borobudur, Magelang, (Mataram-Budha)
·         Candi Mendut, Mendut, Magelang, (Mataram-Budha)
·         Candi Pawon, Borobudur, Magelang, (Mataram-Budha)
·         Candi Ngawen, Muntilan, Magelang (Mataram-Budha)
·         Candi Asu, Magelang, (Mataram-Hindu)
·         Candi Lumbung, Magelang, (Mataram -Budha)
·         Candi Canggal atau Candi Gunung Wukir, Salam, Magelang, (Mataram-Hindu)
·         Candi Selagriya, Magelang, (Mataram-Hindu)
·         Candi Losari, Salam, Magelang, (Mataram-Hindu)
·         Candi Gunungsari, Muntilan, Magelang, (Mataram-Hindu)
·         Candi Bubrah, Prambanan (Mataram- Budha)
·         Candi Prambanan, Prambanan, Klaten (Mataram-Hindu)
·         Candi Plaosan (Lor), Prambanan, Klaten (Mataram)
·         Candi Plaosan Kidul, Prambanan, Klaten (Mataram)
·         Candi Sewu, Prambanan, Klaten (Mataram - Budha)
·         Candi Lumbung, Prambanan, Klaten, (Mataram - Budha)
·         Candi Sojiwan, Prambanan, Klaten  (Mataram - Budha)
·         Candi Karangnongko, Karangnongko, Klaten, ( Mataram-Hindu )
·         Candi Merak, Karangnongko, Klaten, ( Mataram-Hindu )
·         Candi Sukuh, Karanganyar (Majapahit - Hindu)
·         Candi Cetho, Karanganyar (Majapahit - Hindu)
·         Candi Kethek, Karanganyar (Majapahit - Hindu)
·         Kompleks Candi Gedong Songo, Semarang, ( Mataram-Hindu : Dinasti Sanjaya)
·         Kompleks Candi Dieng, Banjarnegara ( Mataram-Hindu : Dinasti Sanjaya)
·         Candi Arjuna
·         Candi Puntadewa
·         Candi Bima
·         Candi Gatotkaca
·         Candi Semar
·         Candi Srikandi
·         Candi Dwarawati
·         Candi Sembadra
·          Candi Bogang, Wonosobo
·         Candi Pringapus, Parakan, Temanggung, ( Mataram-Hindu : Dinasti Sanjaya)
·         Candi Gondosuli, Bulu, Temanggung ( Mataram-Hindu : Dinasti Sanjaya)
·         Candi Dukuh, Salatiga ( Majapahit - Hindu )

2.  Candi di Wilayah DIY 
·         Situs Arca Gupolo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta ( Hindu)
·         Situs Goa Sentono,  Berbah, Sleman, Yogyakarta ( Mataram-Hindu : Dinasti Sanjaya)
·         Situs Mantup, Bantul Yogyakarta ( Kerajaan Mataram Kuno)
·         Candi Kalasan desa Kalasan, Sleman, Yogyakarta( Mataram- Budha)
·         Candi Banyunibo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Budha)
·         Candi Ratu Boko  Prambanan, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Budha)
·         Candi Sambi Sari  Prambanan, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Hindu)
·         Candi Sari, Prambanan, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Budha)
·         Candi Ijo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Hindu)
·         Candi Barong, Prambanan, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Hindu)
·         Candi Kedulan, Prambanan, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Hindu)
·         Candi Gebang, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Hindu)
·         Candi Morangan, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Hindu)
·         Candi Gampingan, Piyungan,Bantul, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Budha)
·         Candi Watu Gudhig, Sleman, Yogyakarta
·         Situs Payak Bantul, Piyungan, Bantul, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Hindu)
·         Candi Keblak   Prambanan, Sleman, Yogyakarta
·         Candi Abang,  Berbah, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Hindu)
·         Candi Miri, Prambanan, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Hindu)
·         Candi Dawangsari, Prambanan, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Hindu Budha)
·         Candi Kimpulan, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta ( Mataram Kuno- Hindu)

3. Candi-candi di Jawa Timur 
·         Candi Badut Karang Besuki, Dau, Malang, ( Kanjuruhan-Hindu)
·         Candi Jago, Tumpang, Malang (Singasari -Syiwa Buddha )
·         Candi Kidal Tumpang, Malang, ( Singasari-Hindu)
·         Candi Singosari Singosari, Malang ( Singasari-Hindu)
·         Candi Sanggariti Batu, Malang ( Kerajaan Medang-Hindu)
·         Stupa/ Candi Sumberawan Singosari, Malang ( Kerajaan Singosari-Budha)
·         Candi Rambut Monte Krisik, Ngantang, Malang ( Majapahit-Hindu)
·         Candi Bajangratu, terletak di Trowulan, Mojokerto ( Majapahit-Hindu)
·         Candi Brahu, terletak di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto ( dibangun tahun 939 M, Peniggalan ker. Kahuripan-Budha)
·         Candi Panataran , Panataran, Kec. Ngleggok,Blitar, (Majapahit-Hindu)
Prasasti disebut juga batu bertulis, karena prasasti terbuat dari batu. Prasasti biasanya dibangun untuk mengenang suatu peristiwa penting yang telah terjadi. Dari prasasti inilah kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu. Prasasti tertua yang ditemukan di Indonesia berasal dari abad ke-5, yaitu peninggalan Raja Mulawarman dari Kerajaan Kutai dan peninggalan Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara. Isi prasasti sebagian besar mengagungkan keperkasaan raja.
Prasasti Ciaruteun ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, di dekat muara sungai Cisadane Bogor. Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri atas 4 baris syair. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. Raja Purnawarman merupakan salah seorang raja dari Kerajaan Mataram Kuno.
Berikut adalah daftar Prasasti yang ditemukan di berbagai wilayah di ndonesia:
·         Prasasti Mulawarman, Kutai, ~ 400 M
·         Prasasti Kebon KopiCiampeaBogor, ~ 400 M
·         Prasasti Tugu, Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, abad ke-5
·         Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten PandeglangBanten, abad ke-5
·         Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
·         Prasasti Muara Cianten atau Prasasti Pasir Muara, Ciampea, Bogor, 536
·         Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor, abad ke-5
·         Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Ciampea, Citeureup, Bogor,
·         Prasasti Tukmas, Dakawu, Grabag, MagelangJawa Tengah,
·         Prasasti Mula MalurungKediri
Prasasti-prasasti berikut berbahasa Melayu, baik bahasa Melayu Kuna maupun Melayu Klasik (Pertengahan).
·         Prasasti Sojomerto, Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, BatangJawa Tengah[1], awal abad ke-7 paling tua[2].
·         Prasasti Kedukan Bukit, Palembang, Sumatra Selatan, 16 Juni 682
·         Prasasti Talang Tuwo, Palembang, Sumatra Selatan, 23 Maret 684
·         Prasasti Kota Kapur, Kota Kapur, Bangka, 686
·         Prasasti BukatejaBukateja, PurbalinggaJawa Tengah[3], abad ke-6 atau ke-7
·         Prasasti Karang Brahi, Karangberahi, Jambi, abad ke-7
·         Prasasti Telaga Batu, Palembang, Sumatra Selatan, abad ke-7
·         Prasasti Palas Pasemah, Palas,Lampung, abad ke-7
·         Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, TemanggungJawa Tengah, 824 (dwibahasa, Melayu Kuna dan Jawa Kuna)
·         Prasasti Gandasuli I dan II, Candi Gondosuli, Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, TemanggungJawa Tengah, 832[3]
·         Keping Tembaga LagunaManilaFilipina, 900[3]
·         Prasasti Hujung Langit, Hujung Langit, Lampung, 997
·         Prasasti Dewa DrabyaDiengJawa Tengah

b. Seni Rupa dan Seni Ukir.
Pengaruh India membawa perkembangan dalam bidang seni rupa dan seni ukir atau pahat. Hal ini disebabkan adanya akulturasi. Misalnya relief yang dipahatkan pada dinding candi Borobudur yang merupakan relief tentang riwayat Sang Budha. Relief ini dikenal dengan Karma Wibangga yang dipahatkan dalam salah satu dinding Studa Borobudur.

c. Seni Sastra dan Aksara

Hasil sastra berbentuk prosa atau puisi : isinya antara lain tentang tutur (pitutur : kitab keagamaan), wiracarita (kepahlawanan), kitab Hukum (Undang-Undang).Wiracarita yang terkenal di Indonesia yaitu Kitab Ramayana dan Mahabarata. Timbul wiracarita gubahan pujangga Indonesia. Misalnya, Kitab Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
Perkembangan aksara, perkembangan huruf Pallawa dari India ke Indonesia, mengakibatkan berkembangnya karya-karya sastra. Misal, karya-karya sastra Jawa kuno. Huruf Nagari (dari India) disertai huruf Bali kuno (dari Indonesia).

d. Sistem Kemasyarakatan.
Sistem kasta merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat atau derajad orang yang bersangkutan. Setiap orang sudah ditentukan kastanya. Sistem kasta ini muncul dalam masyarakat Indonesia setelah ada hubungan dengan India. Terdapat empat kasta yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Weisya dan Sudra. Sistem kasta ini bukan asli Indonesia.

e. Filsafat dan Sistem Kepercayaan.
Kepercayaan asli bangsa Indonesia adalah animisme dan dinamisme. percaya adanya kehidupan sesudah mati, yakni sebagai roh halus. Kehidupan roh halus memiliki kekuatan maka roh nenek moyang dipuja. Masuknya pengaruh India tidak menyebabkan pemujaan terhadap roh nenek moyang hilang. Hal ini dapat dilihat pada fungsi candi. Fungsi candi di India sebagai tempat pemujaan. Di Indonesia, selain sebagai tempat pemujaan, candi juga berfungsi sebagai makam raja dan untuk menyimpan abu jenazah raja yang telah wafat.
Dapat terlihat adanya pripih tempat untuk menyimpan abu jenazah, dan diatasnya didirikan patung raja dalam bentuk mirip dewa. Hal tersebut merupakan perpaduan antara fungsi candi di India dengan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia.

f. Sistem Pemerintahan
Pengaruh India di Indonesia dalam sistem pemerintahan, adalah adanya sistem pemerintahan secara sederhana.Setelah  pengaruh India masuk, kedudukan pemimpin tersebut diubah menjadi raja serta wilayahnya disebut kerajaan. Rajanya dinobatkan dengan melalui upacara Abhiseka, biasanya namanya ditambah “warman”. Contoh: di Kerajaan Kutai, Taruma dan sebagainya.

Bukti akulturasi di bidang pemerintahan, misalnya : raja harus berwibawa dan dipandang punya kesaktian (kekuatan gaib), seperti para Raja disembah menunjukkan adanya pemujaan Dewa Raja.













Bab III
PENUTUP

Selama berkembangnya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha telah terjadi akulturasi kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia.Pengaruh kebudayaan India sangat menentukan perkembangan corak kebudayaan Indonesia zaman kuno.Pengaruh kebudayaan India berlangsung selama 15 abad hingga runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-16.

Pada masa kerajaan Hindu-Budha di Nusantara, banyak meninggalkan sumber sejarah, baik berupa bangunan kuno (seni bangun), prasasti, hasil kesusastraan. Benda-benda peninggalan bersejarah tersebut sebagai bukti bagi kita bahwa nenek moyang telah menguasai teknologi yang tinggi.





DAFTAR PUSTAKA


















TUGAS SEJARAH
PENINGGALAN SEJARAH KEBUDAYAAN KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
DIAN KUSUMAWATI
XI IPA 3
12385
SMAN 1 BARRU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar