Rabu, 22 Mei 2013

Naskah Drama


Dilapangan basket sekolah.
Rizal dilempari bola basket oleh Hendra dan teman-temannya. Rizal tidak dapat melawan karena Hendra dan kawan-kawan terkenal sebagai preman sekolah. Sedangkan Rizal adalah siswa yang dijuluki sebagai “Si Culun”. Meskipun demikian dia salah satu anak yang tergolong pintar, dan karena itu pula dia sering dipaksa oleh Hendra untuk mengerjakan pr. Dengan terpaksa pula Rizal menuruti keinginan Hendra,setiap hari dia selalu mengerjakan tugas-tugas Hendra.
BABAK 1
(Di kantin sekolah pada jam istirahat)
Hendra: (Menghampiri Rizal dengan membawa beberapa buku) “Zal,ini ambil! Pokoknya besok semuanya harus selesai. (Melemparkan buku-buku itu di depan Rizal)
 Rizal : (Dengan raut wajah gugup) Sorry,Dra. Sepertinya saya tidak bisa lagi mengerjakan tugas-tugas kamu .
Hendra : Apa kamu bilang? Emangnya kamu mau? pulang sekolah langsung masuk rumah sakit? (Mulai mendekati Rizal dengan raut wajah penuh amarah) Berani benar kamu bicara begitu!!
Rizal : Hmmm,,, Soalnya, guru-guru sudah tahu kalau saya sering ngerjain tugas kamu. Kemarin ibu Andin,wali kelas kita sudah melarang saya untuk membantu kamu lagi.
Hendra : Sudahlah,kamu tidak perlu takut. Itu urusan saya, yang harus kamu lakukan sekarang cukup diam dan kerjakan tugas itu.
Rizal : Tapi saya sudah diberi peringatan,kalau saya sampai kedapatan oleh guru,saya bisa diskors. (Mulai menekan suaranya).
Hendra : Zal,kamu tahukan saya selalu mendapatkan apa yang saya mau? Awas saja kalau kamu sampai melawan!! (Mulai menarik kera baju Rizal)
Rizal : Ok, saya akan mengerjakannya. Tolong,lepaskan saya. (Dengan raut wajah ketakutan).
Hendra : Baiklah,kalau kamu sudah mengerti. Kamu cukup mengerjakannya dengan baik dan benar,dan kamu akan selamat (Mulai merapikan kera baju Rizal kembali)
Rizal : Ok, jika sudah selesai,besok saya akan mengantarkannya ke rumah kamu. (Duduk kembali)
Hendra : Tidak perlu,besok saya yang akan ke rumah kamu untuk mengambilnya. Kamu cukup hubungi saya apabila tugas kamu sudah selesai.(Mulai beranjak dari tempat Rizal makan).
          Rizal memang tidak pernah bisa untuk menolak perintah Hendra yang selalu memaksanya.Hingga suatu siang,dia bertemu dengan ibu Andin wali kelasnya,dia pun ditegur saat ketahuan bahwa dialah yang sering mengerjakan tugas-tugas Hendra. Dan dari sejak itulah dia akan berusaha untuk menolak perintah Hendra,namun hingga saat ini Rizal tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perintah Hendra.
****

BABAK 2
Di dalam kelas saat pelajaran belum dimulai,Rizal sibuk membaca buku dan Hendra sedang duduk di atas meja guru.Kemudian Pipit pun datang dengan wajah khawatir.
Pipit : Sepertinya hari ini kita akan ulangan kimia,tadi saya bertemu dengan Ibu Andin di tempat fotocopy,dan sepertinya dia sedang memfotocopy soal-soal. (Dengan wajah panik mengingat semalam ia tidak belajar).
Hendra : Emangnya sekarang udah tanggal berapa? (Dengan ekspresi wajah kaget,dan mulai berdiri mencari-cari kalender).
Rizal : Hmm,sepertinya hari ini tanggal 20 Mei. (Kata Rizal dengan raut wajah datar,tidak memperlihatkan bahwa dia khawatir dengan ulangan kimia yang akan diadakan hari ini.)
 Semalam Rizal sudah belajar,dia memang tahu dan selalu ingat dengan kebiasaan guru kimia mereka yang selalu mengadakan ulangan harian pada tanggal 20 setiap bulannya,kecuali jika tanggal 20 itu bertepatan dengan hari minggu mereka akan ulangan pada tanggal 17, saat beliau ditanya alasannya,beliau hanya menjawabnya dengan memberikan pertanyaan yang lebih sulit dibanding soal ulangan harian kami. Jadi semua siswa di kelas Rizal,hanya dapat memberikan pendapatnya masing-masing terhadap hal itu.
Beberapa saat setelah Pipit menyampaikan berita buruk itu, Ibu Andin, guru kimia mereka datang dan membawa beberapa lembar kertas.
Ibu Andin : Good Morning,guys! Hari ini kita akan ulangan harian,kalian siap? (Datang dengan wajah semringah)
Hendra : Kami tidak siap,Bu! (Bergaya mulai akan memprotes hal tersebut)
Ibu Andin : Kok begitu,apakah kalian lupa? hari ini itu tanggal 20 Mei,dan sesuai jadwal hari ini kalian harus ulangan harian.(Dengan wajah penuh semangat) Rizal,tolong bantu ibu. Bagikan soal-soal ini.
Rizal : Baik.Bu. (Mulai beranjak menghampiri ibu Andin dan mengambil beberapa lembar kertas yang ada di meja dan membagikannya).
Rizal pun membagikan soal tersebut. Saat ini Rizal sampai di meja Hendra.
Hendra : Zal,Kamu tahukan apa yang harus kamu lakukan?
Rizal : Apa maksudmu,Dra?
Hendra : Memangnya apa lagi? Berikan aku jawaban kamu.
Rizal : Tapi, Ibu Andin sudah pernah menegur saya,Dra.
Hendra : Ah,Saya tidak mau tahu.
Rizal : Baiklah,tapi ini yang terakhir kalinya.
Saat ulangan berlangsung. Hendra pun menegur Rizal yang belum juga memberinya jawaban.
Hendra : Zal,zal,jawaban kamu mana? Waktunya hampir habis.
Rizal belum juga sadar bahwa ia ditegur oleh Hendra.Hingga Hendra membesarkan suaranya,dan didengar oleh Ibu Andin.
Hendra : Zal,Zaallll......
Ibu Andin : Hendra,apa yang sedang kamu lakukan? Kerjakan soal kamu dengan tenang. Kalau sekali lagi kamu melakukan hal yang sama,saya tidak segan-segan mengeluarkan kamu.
Hendra : Iya,Bu.
Ibu Andin : Baik,kali ini kamu masih saya beri kesempatan. Silahkan kamu kerjakan soal kamu kembali.
Sesaat kemudian Rizal sudah selesai mengerjakan soal,dia  pun keluar dengan wajah bahagia karena sudah berhasil untuk menolak perintah Hendra. Sebaliknya Hendra siswa yang paling terakhir keluar dari ruang kelas,dia keluar dengan wajah yang penuh dengan keriput.
Hendra : Dasar,anak itu ternyata sudaah berani melawan saya. Dia tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa. (Sambil mengepalkan tangan dan berjalan mencari Rizal)
BABAK KETIGA
Di dalam kelas Rizal sedang berbincang-bincang dengan Pipit membahas soal ulangan kimia tadi.
Pipit : Zal,tadi kamu sengaja yah tidak menanggapi permintaan Hendra?
Rizal : Sebenarnya saya mendengarnya,hanya saja saya pura-pura tidak dengar.
Pipit : Akhirnya kamu bisa juga melawan permintaan Hendra. Seharusnya itulah yang dari dulu kamu lakukan.
Rizal : Iya juga sih. Saya akan mencobanya. Saya tidak mau lagi diperalat oleh Hendra.
Sesaat tonjokan telah mendarat di pipi Rizal. Dari siapa lagi kalau bukan Hendra yang melakukannya.
Hendra : Rupanya kamu sudah berani dengan saya. (Dengan raut wajah penuh amarah)
Rizal hanya bisa memegang pipinya yang baru saja mendapat hadiah dari Hendra.
Rizal:Kamu mau apa??Saya tak ingin diperalat lagi olehmu.(Dengan wajah penuh amarah).
Hendra : Oh,begitu yah.Dasar anak culun!!!!!!(Sambil memukul wajah Rizal)
Akhirnya mereka berhasil di pisahkan oleh Bu Andin yang sedang lewat.
Bu Andin:Apa-apaan ini,mengapa kalian berkelahi???
Rizal:Hendra yang duluan bu, dia marah karena saya tidak memberikan dia jawaban pada saat ulangan tadi. (Dengan wajah membiru lebam akibat pukulan dari Hendra)
 Bu Andin:Hendra,Hendra,sudah berapa kali saya menegur kamu bahwa jangan berharap lagi pada Rizal,tetapi kamu mengabaikannya.Sebagai hukumannya kamu harus meringkas materi kita semester ini sebanyak 15 lembar dan harus dikumpulkan besok pagi.
Hendra pun tertunduk lesu mendengar penjelasan dari Bu Andin,dia berjanji akan membalas dendam yang lebih pada Rizal,kini ia akan membuat rencana agar Rizal dapat celaka.
Bu Andin:Hendra,sebaiknya kamu minta maaf kepada Rizal.
Namun Hendra  hanya beranjak meninggalkan kelas. Dia memang tipe anak yang keras kepala dan susah diatur. Masalah kali ini bukanlah yang pertama.Dia juga pernah diskors selama seminggu akibat berkelahi dengan siswa dari sekolah lain.
******
BABAK KEEMPAT
Di depan kelas, Hendra sedang asik bermain rubik, namun dia segera beranjak masuk ke dalam kelas ketika melihat Ibu Andin,wali kelas mereka datang dengan seseorang.
Di dalam kelas,
Ibu Andin : Selamat siang,guys!
Seluruh siswa : Selamat siang,Bu! (Penuh semangat)
Ibu Andin : Hari ini kalian kehadiran siswa baru. Ainun,silahkan kenalkan dirimu.
Ainun : Selamat siang,Saya Ainun Pratiwi,panggil saya Ainun atau Ai.  (Dengan gaya tomboynya)
Ibu Andin : Ok,perkenalannya akan dilanjutkan nanti saja. Sekarang Ainun bisa duduk dibangku yang kosong. (Sambil melihat sekeliling kelas,mencari bangku yang kosong)
Hendra : Disini saja bu,sayakan duduk sendiri. (Dengan wajah yang manis menurut dirinya sendiri)
Ibu Andin : Tapi disamping kamukan ada Gugun?
Hendra : Tapi hari ini dia tidak masuk bu. (Dengan nada suara memaksa)
Ibu Andin : Bagaimana Ainun? Apakah kamu mau duduk di bangku Hendra? Atau kamu mau duduk di sana (sambil menunjuk bangku Rizal,Rizal memang duduk sendiri).
Ainun : Saya duduk di sana saja bu. (Sambil menunjuk ke arah bangku Rizal)
Ibu Andin : Baiklah,silahkan kamu duduk dengan Rizal.
Ketika Ainun berjalan menuju bangku Rizal, Hendra mengulurkan kakinya. Dia berusaha untuk membuat Ainun tersandung dan jatuh,namun Ainun tahu akan hal itu. Ia pun berinisiatif untuk merubah situasinya.Ainun pun menginjak kaki Hendra dengan sengaja dan langsung duduk di samping Rizal.Hendra pun merintih kesakitan. Karena hal ini Hendra kembali jengkel dengan Rizal dan dia sudah merencanakan sesuatu terhadap Rizal saat istirahat nanti.
****
BABAK KELIMA
Di kantin sekolah
Rizal sedang duduk bersama Ainun dan Pipit.
Pipit : Ai,kamu kok rada-rada mirip yah dengan Rizal? Apa kalian saudara?
Rizal : Pit,kamu itu apaan sih. Jelas banget kalo saya beda dengan Ainun. (Sambil melihat ke arah Ainun yang makan dengan cueknya)
Pipit : Aku nggak bohong,Zal. Kamu memang rada-rada mirip ama Ainun. Apalagi dibagian mata.
Ainun : Emangnya mata kami kenapa? (Mulai ikut berbicara)
Pipit : Kamu itu punya warna mata yang sama dengan Rizal. Selain itu tatapan kamu dan Rizal itu beda-beda tipis.
Rizal : Pit,kamu itu sok tahu deh. Emangnya kamu itu paranormal apa?
Pipit :Enak aja kamu ngomong gitu. Kata mama, saya emang punya indra keenam loh. (Dengan wajah mencoba meyakinkan,namun nggak membuat Rizal dan Ainun percaya ).
Ainun : Pipit,kamu itu emang mirip.
Pipit : Mirip ama siapa,Nun? Angelina Jolie? (Mulai pasang wajah sok cantik)
Ainun : Mirip ama itu tuh,saudaranya Mandra. Zal,kamu ingat nggak namanya siapa? (Mulai mendekati Rizal )
Rizal : Hmm,,, kalau nggak salah,, Omas yah?
Pipit : Ih,Ainun jahat deh. Kok saya disamain ama Omas? (Masang muka manyun)
Ainun : Sorry,Pit. Bercanda doang kok. Abisnya dari tadi kamu ngelucu terus deh. Kayaknya kamu cocok jadi pelawak. (Dengan wajah cengengesan)
Rizal : Kalian masih mau disini nggak? Saya lupa,tadi Ibu Andin memanggil saya ke ruangannya.
Pipit : Saya sudah selesai kok,gimana dengan kamu Ainun?
Ainun : Ya,saya juga udah kenyang.
Pipit : Gimana kalo kita ikut ama kamu aja Zal ?
Rizal : Terserah kalian. Kalau begitu saya bayar makan dulu.
Pipit : Zal,kamu traktir kita ya? Udah lama nih,kamu nggak bayarin saya makan sekalian dengan Ainun yah.
Ainun : Nggak usah,biar saya yang traktir kalian. (sambil beranjak untuk membayar makanan)
Rizal : Nggak usah Nun! (Berlari mengejar Ainun,namun tiba-tiba Rizal terjatuh akibat tersandung kaki seseorang)
Hendra : Kalau jalan tuh kamu pakai mata dong,jangan pakai dengkul (Dengan gaya songongnya)
Ainun : Kamu keterlaluan yah,bukannya minta maaf atau nolongin Rizal.(sambil membantu Rizal untuk berdiri)
Rizal : Saya nggak apapa kok. Memang saya yang salah.
Hendra : Kamu jangan ikut campur yah. Ini bukan urusan kamu. Jelas si Culun ini yang salah.
Pipit : Dra,jelas-jelas kamu duluan. Saya lihat sendiri kamu yang melakukannya.
Hendra : Melakukan apa? Kamu jangan sok tahu.
Rizal : Sudahlah,saya juga tidak apa-apa. Ayo kita pergi.
Ainun : Tapii,, dia sudah... (Belum sempat Ainun melanjutkan perkataannya,dia sudah ditarik oleh Rizal yang sudah berdiri)
Rizal : Sudahlah,kamu jangan buat masalah.
Rizal,Ainun,dan Pipit pun pergi meninggalkan kantin.
****
BABAK KEENAM
Ainun dan Rizal duduk di depan kelas.
Ainun : Zal,ada yang mau saya tanyakan sama kamu.
Rizal : Apa?
Ainun : Saya lihat kamu tidak pernah melawan Hedra. Apa kamu tidak berani?
Rizal : Bukannya begitu,saya sudah pernah mencoba melawannya.
Ainun : Terus? Kamu berhenti melawannya?
Rizal : Begitulah,saya pernah dipukuli olehnya.
Ainun : Kalau begitu kamu takut dengan Hendra.
Rizal : Mungkin,sebenarnya saya juga tidak tahu.
Ainun ; Tapi kamu mau terus-terusan diperalat oleh Hendra?
Rizal : Tidak,saya juga sebenarnya sudah gerah berada dibawah kaki Hendra.
Ainun : Kalau begitu,kamu harus berubah. Kamu mau saya make over?
Rizal : Make over? Apakah bisa?
Ainun : Bisa kalau kamu mau dan berusaha.
Rizal : Baiklah. Saya mau. Tapi bagaimana caranya?
Ainun : Kamu tenang saja. Saya yang akan mengurusnya.Kamu cukup ikuti perintah saya.
Rizal : Tapi,saya tidak tahu apa-apa.
Ainun : Kamu tenang saja. Besok kamu cukup bawa baju ganti,kamu pake trening ama sepatu olahraga yah. Soalnya ada beberapa hal yang harus kamu lakukan.
Rizal : Jadi kamu akan melakukannya saat jam pulang sekolah?
Ainun : Ya,jelas yah. Saat itukan siswa udah pada pulang dan sekolah sudah sepi.
Rizal : Baiklah,saya akan menuruti kamu.
BABAK KETUJUH
Ainun,Rizal dan Pipit sudah berada di lapangan basket yang berada di lingkungan sekolah.
Rizal : Kita mau ngapain disini? (Masang muka bego)
Ainun : Apalagi kalau bukan latihan? (Dengan senyuman licik)
Rizal : Maksud kamu? (Mulai merasa ada yang aneh)
Ainun : Pipit,kamu bawa semuanyakan? (Melihat ke arah Pipit yang sibuk mengeluarkan barang bawaannya)
Pipit : Seperti permintaan kamu,saya bawa bola basket,dan tali skipping. Selain itu saya juga udah beli jus brokoli. (Mulai menata semua barang bawaannya)
Ainun           : Ok, kalo begitu kita mulai sekarang , latihan awal kita mulai dengan pemanasan lari keliling lapangan 50 kali.
Rizal    : Hahhh... Banyak banget,kamu mau saya meninggal tiba-tiba? (Masang muka mulai panik)  Diskon dikit dong,,, 5 kali aja dulu.
Pipit : Yah,Zal kalau cuman 5 putaran,sih itu udah langganan kamu. (Mulai cengar cengir)
Ainun : Diskon? Emangnya kamu pikir kita lagi jualan yah?
Rizal : Yah,masa nggak boleh minta diskon sih?
Ainun : Ya udah,karena ini latihan pertama kamu cukup lari 70 putaran.
Rizal : Buset dah, itu mah bukaan ngurangin. (Udah panik tingkat dewa)
Ainun : Udah,jangan banyak ngomong. Ayo,kamu lari keliling lapangan ini sebanyak 70 putaran. (Bicara ibarat seorang pelatih fisik yang profesional dengan gaya tomboynya)
Rizal pun mulai berlari,Pipit dan Ainun pun mengamatinya di tepi lapangan.
****
BABAK KEDELAPAN
Setelah menjalani latihan fisik beberapa hari,Rizal tampak lebih gagah. Ainun dibantu Pipit  juga sudah merubah penampilannya. Sekarang penampilan Rizal sudah tidak culun lagi.
Di depan kelas,Rizal datang dengan penampilan barunya.
Pipit : Ainun,itu Rizal bukan?
Ainun : Iya,akhirnya dia mau juga mengikuti saran kita. (Mulai senyum tanda bahagia)
Rizal pun datang menghampiri Ainun dan Pipit.
Rizal : Hai,guys! Selamat pagi,kalian pangling yah? (Cengarcengir nggak karuan)
Pipit : Lumayah sih,tapi apa yang ngebuat kamu mau ngelakuin ini semua?
Rizal : Hmm,,Saya akhirnya sadar,bahwa saya itu sebenarnya cakep. Kamu pasti udah ngeliat itukan Ainun? (Dengan raut wajah ngegoda Ainun)
Ainun : Ih,Zal kamu apa-apaan sih? Emang kamu dapat bogem mentah dari saya? (Sambil mengulurkan tangan seperti mau menonjok Rizal).
Namun Ibu Andin datang,dan Ainun menurunkan tangannya.Mereka menghentikan pembicaraan itu.
****
BABAK KESEMBILAN
Di dalam ruang kelas,Ibu Andin datang dan menyapa siswa-siswanya.
Ibu Andin : Selamat pagi,guys! (Dengan senyuman hangatnya).
Siswa-siswa : Selamat pagi,Bu!
Ibu Andin : Hari ini ibu mau memberikan informasi penting buat kalian semua.
Rizal : Emangnya ada berita apa bu?
Ibu Andin : Hari ini teman kita Hendra tidak masuk. Dia sedang dirawat di Rumah Sakit,kemarin dia kecelakaan.
Serentak seluruh siswa kaget,begitu pun Rizal,Pipit,dan Ainun. Mendengar informasi itu,Rizal berinisiatif untuk menjenguk Hendra sepulang sekolah.Ia pun mengajak Ainun dan Pipit,tapi Pipit tidak bisa ikut karena dia sudah berjanji pada ibunya akan cepat pulang. Ainun dan Rizal pun pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Hendra. Sepulang dari rumah sakit,Rizal dan Ainun langsung pulang.

****
BABAK KESEPULUH
Di saat jam istirahat, Ainun,Pipit,dan Rizal sedang berbincang-bincang di depan kelas mereka.Tiba-tiba Hendra datang,dia sudah keluar dari rumah sakit kemarin dan hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah.
Hendra : Guys,saya bisa gabung nggak? (Dengan raut wajah yang ramah)
Rizal : Eh,Kamu Dra. Iya,silahkan. (Dengan senyum yang tak kalah manisnya dengan gula).
Pipit : Bagaimana keadaan kamu,Dra?
Hendra : Saya sudah agak mendingan. Zal,saya mau minta maaf atas semua kesalahan saya selama ini. (Mengulurkan tangan untuk meminta maaf pada Rizal).
Rizal : Iya,saya sudah memaafkan kamu,Dra.(Rizal pun menerima permintaan maaf dari Hendra).
Ainun : Dra,apakah kamu tahu bahwa Rizal telah mendonorkan darahnya untuk kamu?
Hendra : Iya,Ainun. Saya sudah tahu hal itu. Saya jadi merasa malu,karena saya sudah berbuat buruk selama ini. Kalian maukan memaafkan saya?
Rizal : Sudahlah,saya ikhlas membantu kamu.
Pipit : Iya,kita semua sudah memaafkan kamu.
Hendra : Sungguh,terimah kasih banyak. Kalian memang teman yang baik.
Ainun : Iya,intinya kamu mau berubah menjadi lebih baik. (Dengan senyuman ramah)
Hendra : Ia,saya akan berubah,seperti Rizal. Dia tampak lebih gagah daripada sebelumnya. (Mulai tersenyum menggoda Rizal)
Pipit : Ia,mulai saat ini kita akan berteman selamanya (Mengulurkan tangan)
Ainun,Rizal dan Hendra pun mengikutinya.
Rizal,Pipit,Hendra,dan Ainun : Sahabat untuk selamanya. (Dengan semangat dan tersenyum bahagia)
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar