Dilapangan basket sekolah.
Rizal
dilempari bola basket oleh Hendra dan teman-temannya. Rizal tidak dapat melawan
karena Hendra dan kawan-kawan terkenal sebagai preman sekolah. Sedangkan Rizal
adalah siswa yang dijuluki sebagai “Si Culun”. Meskipun demikian dia salah satu
anak yang tergolong pintar, dan karena itu pula dia sering dipaksa oleh Hendra untuk
mengerjakan pr. Dengan terpaksa pula Rizal menuruti keinginan Hendra,setiap
hari dia selalu mengerjakan tugas-tugas Hendra.
BABAK 1
(Di kantin sekolah pada jam
istirahat)
Hendra: (Menghampiri Rizal dengan
membawa beberapa buku) “Zal,ini ambil! Pokoknya besok semuanya harus selesai.
(Melemparkan buku-buku itu di depan Rizal)
Rizal : (Dengan raut wajah gugup) Sorry,Dra.
Sepertinya saya tidak bisa lagi mengerjakan tugas-tugas kamu .
Hendra : Apa kamu bilang? Emangnya
kamu mau? pulang sekolah langsung masuk rumah sakit? (Mulai mendekati Rizal
dengan raut wajah penuh amarah) Berani benar kamu bicara begitu!!
Rizal : Hmmm,,, Soalnya, guru-guru sudah
tahu kalau saya sering ngerjain tugas kamu. Kemarin ibu Andin,wali kelas kita
sudah melarang saya untuk membantu kamu lagi.
Hendra : Sudahlah,kamu tidak perlu
takut. Itu urusan saya, yang harus kamu lakukan sekarang cukup diam dan
kerjakan tugas itu.
Rizal : Tapi saya sudah diberi
peringatan,kalau saya sampai kedapatan oleh guru,saya bisa diskors. (Mulai
menekan suaranya).
Hendra : Zal,kamu tahukan saya
selalu mendapatkan apa yang saya mau? Awas saja kalau kamu sampai melawan!!
(Mulai menarik kera baju Rizal)
Rizal : Ok, saya akan
mengerjakannya. Tolong,lepaskan saya. (Dengan raut wajah ketakutan).
Hendra : Baiklah,kalau kamu sudah
mengerti. Kamu cukup mengerjakannya dengan baik dan benar,dan kamu akan selamat
(Mulai merapikan kera baju Rizal kembali)
Rizal : Ok, jika sudah selesai,besok
saya akan mengantarkannya ke rumah kamu. (Duduk kembali)
Hendra : Tidak perlu,besok saya yang
akan ke rumah kamu untuk mengambilnya. Kamu cukup hubungi saya apabila tugas kamu
sudah selesai.(Mulai beranjak dari tempat Rizal makan).
Rizal
memang tidak pernah bisa untuk menolak perintah Hendra yang selalu
memaksanya.Hingga suatu siang,dia bertemu dengan ibu Andin wali kelasnya,dia
pun ditegur saat ketahuan bahwa dialah yang sering mengerjakan tugas-tugas
Hendra. Dan dari sejak itulah dia akan berusaha untuk menolak perintah
Hendra,namun hingga saat ini Rizal tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti
perintah Hendra.
****
BABAK 2
Di
dalam kelas saat pelajaran belum dimulai,Rizal sibuk membaca buku dan Hendra
sedang duduk di atas meja guru.Kemudian Pipit pun datang dengan wajah khawatir.
Pipit : Sepertinya hari ini kita
akan ulangan kimia,tadi saya bertemu dengan Ibu Andin di tempat fotocopy,dan
sepertinya dia sedang memfotocopy soal-soal. (Dengan wajah panik mengingat
semalam ia tidak belajar).
Hendra : Emangnya sekarang udah
tanggal berapa? (Dengan ekspresi wajah kaget,dan mulai berdiri mencari-cari
kalender).
Rizal : Hmm,sepertinya hari ini
tanggal 20 Mei. (Kata Rizal dengan raut wajah datar,tidak memperlihatkan bahwa
dia khawatir dengan ulangan kimia yang akan diadakan hari ini.)
Semalam Rizal sudah belajar,dia memang tahu
dan selalu ingat dengan kebiasaan guru kimia mereka yang selalu mengadakan
ulangan harian pada tanggal 20 setiap bulannya,kecuali jika tanggal 20 itu
bertepatan dengan hari minggu mereka akan ulangan pada tanggal 17, saat beliau
ditanya alasannya,beliau hanya menjawabnya dengan memberikan pertanyaan yang
lebih sulit dibanding soal ulangan harian kami. Jadi semua siswa di kelas
Rizal,hanya dapat memberikan pendapatnya masing-masing terhadap hal itu.
Beberapa saat setelah Pipit
menyampaikan berita buruk itu, Ibu Andin, guru kimia mereka datang dan membawa
beberapa lembar kertas.
Ibu Andin : Good Morning,guys! Hari
ini kita akan ulangan harian,kalian siap? (Datang dengan wajah semringah)
Hendra : Kami tidak siap,Bu!
(Bergaya mulai akan memprotes hal tersebut)
Ibu Andin : Kok begitu,apakah kalian
lupa? hari ini itu tanggal 20 Mei,dan sesuai jadwal hari ini kalian harus
ulangan harian.(Dengan wajah penuh semangat) Rizal,tolong bantu ibu. Bagikan
soal-soal ini.
Rizal : Baik.Bu. (Mulai beranjak
menghampiri ibu Andin dan mengambil beberapa lembar kertas yang ada di meja dan
membagikannya).
Rizal pun membagikan soal tersebut.
Saat ini Rizal sampai di meja Hendra.
Hendra : Zal,Kamu tahukan apa yang
harus kamu lakukan?
Rizal : Apa maksudmu,Dra?
Hendra : Memangnya apa lagi? Berikan
aku jawaban kamu.
Rizal : Tapi, Ibu Andin sudah pernah
menegur saya,Dra.
Hendra : Ah,Saya tidak mau tahu.
Rizal : Baiklah,tapi ini yang
terakhir kalinya.
Saat
ulangan berlangsung. Hendra pun menegur Rizal yang belum juga memberinya
jawaban.
Hendra : Zal,zal,jawaban kamu mana?
Waktunya hampir habis.
Rizal belum juga sadar bahwa ia
ditegur oleh Hendra.Hingga Hendra membesarkan suaranya,dan didengar oleh Ibu
Andin.
Hendra : Zal,Zaallll......
Ibu Andin : Hendra,apa yang sedang
kamu lakukan? Kerjakan soal kamu dengan tenang. Kalau sekali lagi kamu
melakukan hal yang sama,saya tidak segan-segan mengeluarkan kamu.
Hendra : Iya,Bu.
Ibu Andin : Baik,kali ini kamu masih
saya beri kesempatan. Silahkan kamu kerjakan soal kamu kembali.
Sesaat
kemudian Rizal sudah selesai mengerjakan soal,dia pun keluar dengan wajah bahagia karena sudah
berhasil untuk menolak perintah Hendra. Sebaliknya Hendra siswa yang paling
terakhir keluar dari ruang kelas,dia keluar dengan wajah yang penuh dengan
keriput.
Hendra : Dasar,anak itu ternyata
sudaah berani melawan saya. Dia tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa.
(Sambil mengepalkan tangan dan berjalan mencari Rizal)
BABAK KETIGA
Di
dalam kelas Rizal sedang berbincang-bincang dengan Pipit membahas soal ulangan
kimia tadi.
Pipit : Zal,tadi kamu sengaja yah
tidak menanggapi permintaan Hendra?
Rizal : Sebenarnya saya mendengarnya,hanya
saja saya pura-pura tidak dengar.
Pipit : Akhirnya kamu bisa juga
melawan permintaan Hendra. Seharusnya itulah yang dari dulu kamu lakukan.
Rizal : Iya juga sih. Saya akan
mencobanya. Saya tidak mau lagi diperalat oleh Hendra.
Sesaat
tonjokan telah mendarat di pipi Rizal. Dari siapa lagi kalau bukan Hendra yang
melakukannya.
Hendra : Rupanya kamu sudah berani
dengan saya. (Dengan raut wajah penuh amarah)
Rizal hanya bisa memegang pipinya
yang baru saja mendapat hadiah dari Hendra.
Rizal:Kamu mau apa??Saya tak ingin diperalat
lagi olehmu.(Dengan wajah penuh amarah).
Hendra : Oh,begitu yah.Dasar anak
culun!!!!!!(Sambil memukul wajah Rizal)
Akhirnya mereka berhasil di pisahkan
oleh Bu Andin yang sedang lewat.
Bu Andin:Apa-apaan ini,mengapa
kalian berkelahi???
Rizal:Hendra yang duluan bu, dia
marah karena saya tidak memberikan dia jawaban pada saat ulangan tadi. (Dengan
wajah membiru lebam akibat pukulan dari Hendra)
Bu Andin:Hendra,Hendra,sudah berapa kali saya
menegur kamu bahwa jangan berharap lagi pada Rizal,tetapi kamu mengabaikannya.Sebagai
hukumannya kamu harus meringkas materi kita semester ini sebanyak 15 lembar dan
harus dikumpulkan besok pagi.
Hendra
pun tertunduk lesu mendengar penjelasan dari Bu Andin,dia berjanji akan
membalas dendam yang lebih pada Rizal,kini ia akan membuat rencana agar Rizal
dapat celaka.
Bu Andin:Hendra,sebaiknya kamu minta
maaf kepada Rizal.
Namun
Hendra hanya beranjak meninggalkan
kelas. Dia memang tipe anak yang keras kepala dan susah diatur. Masalah kali
ini bukanlah yang pertama.Dia juga pernah diskors selama seminggu akibat
berkelahi dengan siswa dari sekolah lain.
******
BABAK KEEMPAT
Di
depan kelas, Hendra sedang asik bermain rubik, namun dia segera beranjak masuk
ke dalam kelas ketika melihat Ibu Andin,wali kelas mereka datang dengan
seseorang.
Di dalam kelas,
Ibu Andin : Selamat siang,guys!
Seluruh siswa : Selamat siang,Bu!
(Penuh semangat)
Ibu Andin : Hari ini kalian
kehadiran siswa baru. Ainun,silahkan kenalkan dirimu.
Ainun : Selamat siang,Saya Ainun
Pratiwi,panggil saya Ainun atau Ai.
(Dengan gaya tomboynya)
Ibu Andin : Ok,perkenalannya akan
dilanjutkan nanti saja. Sekarang Ainun bisa duduk dibangku yang kosong. (Sambil
melihat sekeliling kelas,mencari bangku yang kosong)
Hendra : Disini saja bu,sayakan
duduk sendiri. (Dengan wajah yang manis menurut dirinya sendiri)
Ibu Andin : Tapi disamping kamukan
ada Gugun?
Hendra : Tapi hari ini dia tidak
masuk bu. (Dengan nada suara memaksa)
Ibu Andin : Bagaimana Ainun? Apakah
kamu mau duduk di bangku Hendra? Atau kamu mau duduk di sana (sambil menunjuk
bangku Rizal,Rizal memang duduk sendiri).
Ainun : Saya duduk di sana saja bu.
(Sambil menunjuk ke arah bangku Rizal)
Ibu Andin : Baiklah,silahkan kamu
duduk dengan Rizal.
Ketika
Ainun berjalan menuju bangku Rizal, Hendra mengulurkan kakinya. Dia berusaha
untuk membuat Ainun tersandung dan jatuh,namun Ainun tahu akan hal itu. Ia pun
berinisiatif untuk merubah situasinya.Ainun pun menginjak kaki Hendra dengan
sengaja dan langsung duduk di samping Rizal.Hendra pun merintih kesakitan. Karena
hal ini Hendra kembali jengkel dengan Rizal dan dia sudah merencanakan sesuatu
terhadap Rizal saat istirahat nanti.
****
BABAK KELIMA
Di kantin sekolah
Rizal sedang duduk bersama Ainun dan
Pipit.
Pipit : Ai,kamu kok rada-rada mirip
yah dengan Rizal? Apa kalian saudara?
Rizal : Pit,kamu itu apaan sih.
Jelas banget kalo saya beda dengan Ainun. (Sambil melihat ke arah Ainun yang makan
dengan cueknya)
Pipit : Aku nggak bohong,Zal. Kamu
memang rada-rada mirip ama Ainun. Apalagi dibagian mata.
Ainun : Emangnya mata kami kenapa?
(Mulai ikut berbicara)
Pipit : Kamu itu punya warna mata
yang sama dengan Rizal. Selain itu tatapan kamu dan Rizal itu beda-beda tipis.
Rizal : Pit,kamu itu sok tahu deh.
Emangnya kamu itu paranormal apa?
Pipit :Enak aja kamu ngomong gitu.
Kata mama, saya emang punya indra keenam loh. (Dengan wajah mencoba
meyakinkan,namun nggak membuat Rizal dan Ainun percaya ).
Ainun : Pipit,kamu itu emang mirip.
Pipit : Mirip ama siapa,Nun?
Angelina Jolie? (Mulai pasang wajah sok cantik)
Ainun : Mirip ama itu tuh,saudaranya
Mandra. Zal,kamu ingat nggak namanya siapa? (Mulai mendekati Rizal )
Rizal : Hmm,,, kalau nggak salah,,
Omas yah?
Pipit : Ih,Ainun jahat deh. Kok saya
disamain ama Omas? (Masang muka manyun)
Ainun : Sorry,Pit. Bercanda doang
kok. Abisnya dari tadi kamu ngelucu terus deh. Kayaknya kamu cocok jadi
pelawak. (Dengan wajah cengengesan)
Rizal : Kalian masih mau disini
nggak? Saya lupa,tadi Ibu Andin memanggil saya ke ruangannya.
Pipit : Saya sudah selesai
kok,gimana dengan kamu Ainun?
Ainun : Ya,saya juga udah kenyang.
Pipit : Gimana kalo kita ikut ama
kamu aja Zal ?
Rizal : Terserah kalian. Kalau
begitu saya bayar makan dulu.
Pipit : Zal,kamu traktir kita ya?
Udah lama nih,kamu nggak bayarin saya makan sekalian dengan Ainun yah.
Ainun : Nggak usah,biar saya yang
traktir kalian. (sambil beranjak untuk membayar makanan)
Rizal : Nggak usah Nun! (Berlari
mengejar Ainun,namun tiba-tiba Rizal terjatuh akibat tersandung kaki seseorang)
Hendra : Kalau jalan tuh kamu pakai
mata dong,jangan pakai dengkul (Dengan gaya songongnya)
Ainun : Kamu keterlaluan yah,bukannya
minta maaf atau nolongin Rizal.(sambil membantu Rizal untuk berdiri)
Rizal : Saya nggak apapa kok. Memang
saya yang salah.
Hendra : Kamu jangan ikut campur
yah. Ini bukan urusan kamu. Jelas si Culun ini yang salah.
Pipit : Dra,jelas-jelas kamu duluan.
Saya lihat sendiri kamu yang melakukannya.
Hendra : Melakukan apa? Kamu jangan
sok tahu.
Rizal : Sudahlah,saya juga tidak
apa-apa. Ayo kita pergi.
Ainun : Tapii,, dia sudah... (Belum
sempat Ainun melanjutkan perkataannya,dia sudah ditarik oleh Rizal yang sudah
berdiri)
Rizal : Sudahlah,kamu jangan buat
masalah.
Rizal,Ainun,dan Pipit pun pergi
meninggalkan kantin.
****
BABAK KEENAM
Ainun dan Rizal duduk di depan
kelas.
Ainun : Zal,ada yang mau saya
tanyakan sama kamu.
Rizal : Apa?
Ainun : Saya lihat kamu tidak pernah
melawan Hedra. Apa kamu tidak berani?
Rizal : Bukannya begitu,saya sudah
pernah mencoba melawannya.
Ainun : Terus? Kamu berhenti
melawannya?
Rizal : Begitulah,saya pernah
dipukuli olehnya.
Ainun : Kalau begitu kamu takut
dengan Hendra.
Rizal : Mungkin,sebenarnya saya juga
tidak tahu.
Ainun ; Tapi kamu mau terus-terusan
diperalat oleh Hendra?
Rizal : Tidak,saya juga sebenarnya
sudah gerah berada dibawah kaki Hendra.
Ainun : Kalau begitu,kamu harus
berubah. Kamu mau saya make over?
Rizal : Make over? Apakah bisa?
Ainun : Bisa kalau kamu mau dan
berusaha.
Rizal : Baiklah. Saya mau. Tapi
bagaimana caranya?
Ainun : Kamu tenang saja. Saya yang
akan mengurusnya.Kamu cukup ikuti perintah saya.
Rizal : Tapi,saya tidak tahu
apa-apa.
Ainun : Kamu tenang saja. Besok kamu
cukup bawa baju ganti,kamu pake trening ama sepatu olahraga yah. Soalnya ada
beberapa hal yang harus kamu lakukan.
Rizal : Jadi kamu akan melakukannya
saat jam pulang sekolah?
Ainun : Ya,jelas yah. Saat itukan
siswa udah pada pulang dan sekolah sudah sepi.
Rizal
: Baiklah,saya akan menuruti kamu.
BABAK KETUJUH
Ainun,Rizal dan Pipit sudah berada
di lapangan basket yang berada di lingkungan sekolah.
Rizal : Kita mau ngapain disini?
(Masang muka bego)
Ainun : Apalagi kalau bukan latihan?
(Dengan senyuman licik)
Rizal : Maksud kamu? (Mulai merasa
ada yang aneh)
Ainun : Pipit,kamu bawa semuanyakan?
(Melihat ke arah Pipit yang sibuk mengeluarkan barang bawaannya)
Pipit : Seperti permintaan kamu,saya
bawa bola basket,dan tali skipping. Selain itu saya juga udah beli jus brokoli.
(Mulai menata semua barang bawaannya)
Ainun : Ok, kalo begitu
kita mulai sekarang , latihan awal kita mulai dengan pemanasan lari keliling
lapangan 50 kali.
Rizal : Hahhh... Banyak banget,kamu
mau saya meninggal tiba-tiba? (Masang muka mulai panik) Diskon dikit dong,,, 5 kali aja dulu.
Pipit : Yah,Zal kalau cuman 5
putaran,sih itu udah langganan kamu. (Mulai cengar cengir)
Ainun : Diskon? Emangnya kamu pikir
kita lagi jualan yah?
Rizal : Yah,masa nggak boleh minta diskon
sih?
Ainun : Ya udah,karena ini latihan
pertama kamu cukup lari 70 putaran.
Rizal : Buset dah, itu mah bukaan
ngurangin. (Udah panik tingkat dewa)
Ainun : Udah,jangan banyak ngomong.
Ayo,kamu lari keliling lapangan ini sebanyak 70 putaran. (Bicara ibarat seorang
pelatih fisik yang profesional dengan gaya tomboynya)
Rizal pun mulai berlari,Pipit dan
Ainun pun mengamatinya di tepi lapangan.
****
BABAK KEDELAPAN
Setelah menjalani latihan fisik
beberapa hari,Rizal tampak lebih gagah. Ainun dibantu Pipit juga sudah merubah penampilannya. Sekarang
penampilan Rizal sudah tidak culun lagi.
Di depan kelas,Rizal datang dengan
penampilan barunya.
Pipit : Ainun,itu Rizal bukan?
Ainun : Iya,akhirnya dia mau juga
mengikuti saran kita. (Mulai senyum tanda bahagia)
Rizal pun datang menghampiri Ainun
dan Pipit.
Rizal : Hai,guys! Selamat
pagi,kalian pangling yah? (Cengarcengir nggak karuan)
Pipit : Lumayah sih,tapi apa yang
ngebuat kamu mau ngelakuin ini semua?
Rizal : Hmm,,Saya akhirnya
sadar,bahwa saya itu sebenarnya cakep. Kamu pasti udah ngeliat itukan Ainun?
(Dengan raut wajah ngegoda Ainun)
Ainun : Ih,Zal kamu apa-apaan sih?
Emang kamu dapat bogem mentah dari saya? (Sambil mengulurkan tangan seperti mau
menonjok Rizal).
Namun Ibu Andin datang,dan Ainun menurunkan
tangannya.Mereka menghentikan pembicaraan itu.
****
BABAK KESEMBILAN
Di dalam ruang kelas,Ibu Andin
datang dan menyapa siswa-siswanya.
Ibu Andin : Selamat pagi,guys!
(Dengan senyuman hangatnya).
Siswa-siswa : Selamat pagi,Bu!
Ibu Andin : Hari ini ibu mau
memberikan informasi penting buat kalian semua.
Rizal : Emangnya ada berita apa bu?
Ibu Andin : Hari ini teman kita
Hendra tidak masuk. Dia sedang dirawat di Rumah Sakit,kemarin dia kecelakaan.
Serentak
seluruh siswa kaget,begitu pun Rizal,Pipit,dan Ainun. Mendengar informasi
itu,Rizal berinisiatif untuk menjenguk Hendra sepulang sekolah.Ia pun mengajak
Ainun dan Pipit,tapi Pipit tidak bisa ikut karena dia sudah berjanji pada
ibunya akan cepat pulang. Ainun dan Rizal pun pergi ke rumah sakit untuk
menjenguk Hendra. Sepulang dari rumah sakit,Rizal dan Ainun langsung pulang.
****
BABAK KESEPULUH
Di
saat jam istirahat, Ainun,Pipit,dan Rizal sedang berbincang-bincang di depan
kelas mereka.Tiba-tiba Hendra datang,dia sudah keluar dari rumah sakit kemarin
dan hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah.
Hendra : Guys,saya bisa gabung
nggak? (Dengan raut wajah yang ramah)
Rizal : Eh,Kamu Dra. Iya,silahkan.
(Dengan senyum yang tak kalah manisnya dengan gula).
Pipit : Bagaimana keadaan kamu,Dra?
Hendra : Saya sudah agak mendingan.
Zal,saya mau minta maaf atas semua kesalahan saya selama ini. (Mengulurkan
tangan untuk meminta maaf pada Rizal).
Rizal : Iya,saya sudah memaafkan
kamu,Dra.(Rizal pun menerima permintaan maaf dari Hendra).
Ainun : Dra,apakah kamu tahu bahwa
Rizal telah mendonorkan darahnya untuk kamu?
Hendra : Iya,Ainun. Saya sudah tahu
hal itu. Saya jadi merasa malu,karena saya sudah berbuat buruk selama ini.
Kalian maukan memaafkan saya?
Rizal : Sudahlah,saya ikhlas
membantu kamu.
Pipit : Iya,kita semua sudah
memaafkan kamu.
Hendra : Sungguh,terimah kasih
banyak. Kalian memang teman yang baik.
Ainun : Iya,intinya kamu mau berubah
menjadi lebih baik. (Dengan senyuman ramah)
Hendra : Ia,saya akan
berubah,seperti Rizal. Dia tampak lebih gagah daripada sebelumnya. (Mulai
tersenyum menggoda Rizal)
Pipit : Ia,mulai saat ini kita akan
berteman selamanya (Mengulurkan tangan)
Ainun,Rizal dan Hendra pun
mengikutinya.
Rizal,Pipit,Hendra,dan Ainun :
Sahabat untuk selamanya. (Dengan semangat dan tersenyum bahagia)
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar